Langsung ke konten utama

Postingan

"Ji hu", Penganan Sedap Bak Aktor Drama Korea

  Kembali lagi dengan kuliner khas Situbondo! Kali ini saya akan memperkenalkan camilan sedap yang baru saya kenali saat pulang kampung dalam rangka liburan tahun baru 2019 yang belum lama berlalu. Suatu hari di masa liburan itu, ibu saya membawa seplastik makanan, sejenis batagor  tapi kok  tidak ada bumbunya. Saya pun bertanya, " apa ini? " " Ji hu ," jawab ibu saya. " Hah? " saya masih belum yakin. " Ji hu, " jawab ibu saya lagi.  Ini pentol atau apa sih, kayak batagor gini loh. Namanya apa pula, nama aktor drama korea dipake segala.  Pada percobaan pertama itu, saya coba makan pakai kecap karena saya rasa terlau kering. Setelah berkutat dan mengamati rasa-rasa pada makanan kecil ini, saya baru menemukan faktanya. " Ji hu: Kanji-t ahu. "  Dyengggggggg!!!!  Ternyata jihu adalah singkatan dari kanji dan tahu. Beberapa hari setelahnya, saya diajak untuk membeli langsung dari pembuatnya.  Kuylah, biar nggak penasaran. (kuy=yuk, dari buda...
Postingan terbaru

Tajin Palapa, Sarapan Gurih Menggigit Lidah

  Beberapa kali menulis subrubrik "travel", saya harus mencoba mengisi subrubrik sebelahnya juga, yaitu "kuliner". Ada satu kuliner yang bagi sebagian orang terlihat aneh dan tidak umum. Kawan-kawan pasti akrab dengan bubur bukan? Bubur apa saja yang biasa kawan-kawan temui? Bubur kacang ijo? Bubur merah? Bubur sum-sum? Bubur ayam?  Hmmmmm jangan ngiler dulu ya membayangkan bubur ayam jakarta yang sudah tersebar di mana-mana.  Bagaimana dengan tajin palappa, apakah kawan-kawan kompasioner pernah mendengarnya? Kalau belum, inilah saatnya kalian berkenalan dengan menu sarapan khas Situbondo yang tiada duanya! Tajin palappa merupakan sarapan simpel yang bisa  bikin  ketagihan (paling tidak buat saya). Nama tajin palappa sendiri berasal dari bahasa Madura, yaitu tajin yang berarti bubur dan palappa yang berarti bumbu atau rempah-rempah. Agar terasa gurih, bubur dimasak dengan santan. Seperti bubur ayam jakarta, tajin yang diracik oleh suku Madura di Situbondo ini ju...

Apa Saja yang Bisa Kamu Lakukan di Bandara Changi Singapura

  Memasuki daratan Singapura lewat jalur udara memberikan kesan tersendiri bagi siapapun yang mengalaminya. Pulau kecil nan menawan di ujung semenanjung Malaka itu begitu indah menarik perhatian jika dilihat dari angkasa rendah. Lautnya dipenuhi oleh kapal dan pulau-pulau kecil. Daratannya sangat asri oleh bunga dan tanaman-tanaman. Pemandangan tersebut tak hanya bisa dinikmati di tengah kota, tetapi juga di wilayah bandar udara. Hal ini jauh berbeda dengan pemandangan sekitar bandara lain (yang pernah penulis singgahi) yang cenderung kosong dan kumuh. Dari beberapa ulasan yang pernah penulis (saya) baca, konon bandara Changi adalah bandara termegah di dunia. Hal itu terbukti, kawan! Saya hanya sanggup menjelajahi satu (dari empat) terminal dan itu sudah sangat memuaskan. Seluruh sudut ruangan berkarpet tebal, sangat nyaman jika digunakan untuk  klesotan  atau tiduran. Dalam jarak yang tidak terlau jauh,  taman-taman buatan  dibangun untuk menyegarkan mata. Tak ...

Terbang ke Luar Negeri? Singgah Sebentar di Bukit Bintang, Kuala Lumpur Yuk!

  Setelah beberapa ulasan tentang jalan-jalan kecil di pelosok Jawa Timur, penulis ingin memperkenalkan perjalanan singkat di negeri jiran: Malaysia. Bagi beberapa pelancong level bawah seperti saya, tentu harga murah selalu jadi pertimbangan utama termasuk dalam hal kebutuhan akomodasi. Untuk menjangkau negara-negara tetangga, tentu saya memilih transportasi yang terjangkau dari segi ekonomi.  Bersama tajuk " Now everyone can fly ", Malaysia benar-benar membuktikan bahwa kantong bukanlah perkara utama dalam melakukan perjalanan, termasuk perjalanan antarnegara. Tentu saja kemurahan hati mereka bukan dengan percuma. Malaysia dan armada  AirAsia nya mengatur setiap rute penerbangan mereka agar singgah sejenak di negaranya. Bagi saya seorang biasa yang tidak dikejar-waktu, tentu hal itu tidak menjadi masalah. Malah justru menjadi  benefit  karena saya bisa keluar bandara dan mencicipi jalanan Kuala Lumpur sembari menunggu penerbangan selanjutnya. Dalam rangka meng...

Bandung Story. Part 2.2: Menjelajahi Taman Hutan Raya Djuanda, "Tersasar Berbonus Pemandangan Apik"

Keluar dari mulut Gua Belanda, saya lanjut berjalan menanjak. Setelah bermenit-menit yang cukup membuat ngos-ngosan , saya dan kawan saja berhenti sejenak untuk memulihkan nafas dan menyantap kudapan yang kami bawa. Kami menumpang duduk di sebuah warung yang berdiri di pojok persimpangan jalan. " Kalo yang kiri ke penangkaran rusa, yang kanan ke curug ( air terjun )" jawab ibu pemilik warung ketika ditanya oleh pengunjung yang lewat. Saya tidak tahu mana jalur yang benar karena tidak ada petunjuk arah lagi. Sebelah kanan adalah jalur utama sedangkan sebelah kiri adalah jalan yang lebih kecil dan menyeberangi sungai. Antre menunggu pengunjung lain berfoto ria pintu air? " Kata bapak-bapak yang di gua tadi, curugnya cuma keliatan dari jembatan, nggak bisa disamperin." kata Bening, kawan kuliah yang menemani saya sejak kemarin. Tapi kata ibuk warungnya curug kok ke atas ( jalur kanan ) ya? " Ya udah, kita ngintip ke tengah jembatan dul...

Bandung Story. Part 2.1: Menjelajahi Taman Hutan Raya Djuanda, "Tenang, Nggak Ada yang Serem Kok!"

Kawasan Tahura Selasa, 25 Desember 2018, tulisan ini masih termasuk dalam rangkaian cerita sebelumnya tentang kawah putih. Hari itu saya tidak menyangka hanya bisa mengunjungi satu destinasi saja. Toh rute plesirannya hanya di dalam kota, saya pikir bisalah mengunjungi tiga hingga empat lokasi. Ternyata tidak. Tadi malam sejak sampai di penginapan, perasaan saya sedikit asam tanpa alasan. Ibarat sinyal radio, suara yang dihasilkan itu ' kresek-kresek'. Perasaan itu membuat pagi saya  mager alias malas gerak. Pengennya pagi terus, nggak gerak ke siang. Pengennya juga di kasur terus, gak mau mandi. Dengan sedikit usaha untuk bergerak, bangkitlah raga ini menuju kamar mandi yang airnya sangat dingin. Melalui sedikit diskusi tentang ke mana liburan hari ini akan dibawa, saya dan kawan saya memutuskan untuk mengunjungi pinggiran kota. Dari google maps andalan, saya menemukan Gua Belanda dan Gua Jepang tak jauh dari Taman Hutan Raya Djuanda. Fokus sama papan penun...

Bandung Story, Part 1: Pesona Kawah Putih dengan Atmosfernya yang Menyesakkan Dada

Kawah berkabut "Libur t’lah tiba. Libur t’lah tiba. Hore! Hore! Hore! Lepaskan tas dan bukumu. Buanglah keluh kesahmu. Libur t’lah tiba, hatiku gembiraaaa!" Yep , cuplikan lagu Tasya Kamila semasa cilik itu menghiasi batin saya menghadapi libur semester. Ya yang namanya tentor, kalau siswanya libur tentornya juga ikut libur dong yaaa. Untuk mengawali libur semester sekaligus libur natal dan tahun baru, saya mengambil kesempatan untuk pergi ke Bandung bersama rekan-rekan kerja. Tepat tujuh hari waktu yang saya habiskan untuk berlibur, termasuk waktu perjalanan. Awalnya, saya pergi berlibur bersama tiga rekan kerja dari Surabaya. Setelah tiga hari, mereka pulang dan saya melanjutkan liburan bersama seorang teman semasa kuliah. Kali ini saya akan menceritakan cuplikan terakhir dari liburan saya di Bandung. Bersama kawan kuliah yang dini hari tiba di Bandung dan sempat saya telantarkan karena ketiduran ( hehe maaf ya ), saya mengunjungi dua destinasi penting.   ...