|
Curly surface from top of a hill |
Hampir genap setahun, kunjunganku ke Pantai Kondang Merak juga kulakukan pada tahun 2017, tepatnya pada tanggal 8 Maret (cuma postingan ini nih yang tanggalnya tercatat). Aku mengunjungi pantai—yang saat itu sedang sepi—dalam rangka menemani seorang 'kawan dekat' survei lapangan untuk penelitian tugas akhirnya.Nggak tau sih, beneran survei apa modus pengen ngajak jalan-jalan, wkwkwkwk.
|
Great Barrier Reef ala Kondang Merak |
Berhubung bukan hari libur, pantai sangat sepi, bahkan hampir tidak ada pengunjung yang datang dalam waktu bersamaan. Untuk menuju Kondang Merak, kami tinggal mengikuti jalan ke arah Balekambang, lalu berpisah di sebuah perempatan. Keluar dari jalan raya, medan yang harus dilewati terhitung cukup sulit. Tanjakan-tanjakan berupa tanah berbatu mudah saja membuat pengendara sepeda motor kehilangan keseimbangan. Menurut wikipedia, saat kondisi jalan normal pengunjung bisa menempuh perjalanan dari perempatan menuju Kondang Merak selama 10
menit. Dengan kondisi jalan yang rusak, waktu tercepat yang bisa ditempuh
adalah sekitar 30 menit.Aku sendiri tidak menghitung waktu tempuh perjalanan itu, karena rasanya ingin turun saja dari boncengan sepeda motor.
Sebagai pantai laut selatan, Kondang Merak memiliki ombak yang terhitung tidak ganas. Hal ini disebabkan oleh keberadaan beberapa batu besar yang menjulang tinggi beberapa puluh hingga beberapa ratus meter dari bibir pantai. Kondisi pantai yang relatif tenang ini dimanfaatkan nelayan dan pengelola pantai untuk membuka fasilitas snorkeling.
|
Lepas dari jalan raya |
Dipisahkan oleh gundukan bukit kecil, Pantai Banyu Meneng (dalam bahasa jawa berarti "air diam" atau "air tenang") dibuka tepat di sebelah Pantai Kondang Merak. Dari garis pantai, aku dan kawanku dapat dengan mudah menuju Banyu Meneng hanya dengan beberapa langkah kecil. Namun, akan lebih bijak jika kita masuk lewat pintu masuk karena bisa membayar tiket masuk. Karena saat itu sedang sepi, loket kedua pantai tidak terlalu diperhatikan. Kami mendaki bukit kecil untuk menuju Banyu Meneng lalu kembali ke Kondang Merak dengan memutar melalui kaki bukit.
|
Banyu Meneng |
Gelombang di Banyu Meneng jauh lebih anteng, bahkan nyaris tidak berombak. Hal itu tentu dikarenakan letak pantainya yang seperti teluk, menjorok ke daratan. Dengan bentuk yang menjorok, pantai Banyu Meneng terlindungi oleh daratan dari segala sisi datangnya serangan ombak. Saat tulisan ini diunggah, pelaku yang mengajakku ke sini sudah menyelesaikan penelitiannya meski tempat penelitian yang diambilnya ternyata bukan Pantai Kondang Merak...
Galeri foto:
|
"Jangan bangga dengan sampah yang anda buang jika belum pada tempatnya.
Becik ketitik olo ketoro, pantaine resik ora marai perkoro. (peribahasa
jawa dan pantun. Sampiran: kebaikan yang sedikit tidak terlihat, namun
keburukan begitu kentara. Isi: pantainya bersih tidak menimbulkan
perkara." |
|
|
|
3M: Mudun/munggah-Menggok-Miring |
|
Persimpangan menuju Kondang Merak |
|
"Nikmati dengan bersiul", karena kalau gak dinikmati, medan jalannya bisa bikin stress |
|
Diputusin sama aspal
|
|
Jalan-jalan sejenak |
|
Jomblo juga dilarang lewat |
|
Tinggalkan jejak di dunia bahwa kamu pernah ada |
|
Ada pohon jati keramat. Semoga nggak apa-apa kalau diambil fotonya. |
|
|
|
"F"? |
Komentar
Posting Komentar